Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ojigi, Budaya Membungkukkan Badan di Jepang


Ojigi sudah menjadi salah satu identitas Jepang. Ojigi merupakan suatu keharusan bagi masyarakat Jepang dan sudah diajarkan sedari kecil.

Ojigi secara umum digunakan untuk menyapa satu sama lain,berbeda dengan Indonesia yang terbiasa dengan jabat tangan. Selain untuk menyapa, ojigi juga sebagai sebuah rasa hormat, terimakasih, permintaan maaf. Cara membungkukkan badan antara pria dan wanita tentunya berbeda.
http://pixspot.xyz/index.php/web/tag?tag=ojigi


Secara etimologi Ojigi berasal dari kata Jigi yang berarti harapan positif ketika berbuat sesuatu. Kata jigi ini ada saat periode Edo. Lalu pada periode Heian, Ojigi mulai sering dilakukan dalam arti yang sebenarnya,yaitu membungkukkan badan. Dan pada akhirnya Ojigi memiliki banyak makna ( permintaan maaf,ucapan terimakasih dan lain-lain)

Ojigi terdiri dari beberapa tipe seperti berikut,

http://masakatsuagatsu.com.ar/blog/cultura-japonesa/reverencia-rei-ojigi/


1. Eshaku, biasanya dilakukan sekedar untuk menyapa orang yang sudah akrab ataupun yang baru dikenal. Bisa juga sebagai balasan Ojigi dari atasan ke bawahan. Eshaku dilakukan dalam durasi 1-2 detik.

2. Keirei, tipe ini sering dilakukan untuk berterimakasih ataupun menyambut pelanggan suatu toko atau restoran. Keiri bisa juga dilakukan untuk memgundang teman masuk ke dalam rumah. Biasanya keiri tidak digunakan dalan situasi formal.

3. Sai-kerei , merupakan tipe yang paling formal. Sebagai ungkapan rasa syukur, permintaan maaf/ rasa penyesalan.

4. Membungkuk Berlutut, tipe ini jarang sekali terlihat di depan publik. Membungkuk Berlutut hanya dilakukan untuk meminta maaf setelah melakukan kesalahan fatal, seperti menyebabkan kematian seseorang dan sejenisnya.

Ojigi juga memilik beberapa fungsi diantaranya berikut ini,
1. Sebagai ungakapan salam ketika bertemu atau berpisah dan juga dilakukan saat memperkenalkan diri.
2. Sebagai rasa berterimakasih setelah menerima sesuatu.
3. Salam untuk menyambut tamu ataupun pelanggan sebuah tempat usaha.
4. Salam untuk mengawali dan mengakhiri suatu kegiatan bela diri semisal aikido, karate dan lainnya.

Ojigi dilakukan karena orang Jepang selalu berusaha memberikan kesan yang baik terhadap orang lain.

Sumber :

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku/article/download/15452/11640

halojepang.blogspot.com